AEK KORSIK Pada Dekade 1980-an

Suasana Desa Tahun 1980 – 1985…

Baca : Aek Korsik di Era 1980-an – Silsilah dan Kekerabatan di Aek Korsik (wordpress.com)

====================================================================================

Aek Korsik : Periode 1985 – 1989

Gambaran tentang desa atau kampung Aek Korsik pada periode ini adalah gambaran dari sudut pandang seorang anak-anak/remaja. Pada periode ini penulis masih anak-anak yang beranjak remaja berumur 12 sampai 17 tahun, murid SMP/SMA.

Anak Aek Korsik : Melanjutkan Sekolah ke SMP Marbau

Selepas pertengahan bulan Mei tahun 1985, penulis sudah menyelesaikan EBTA dan EBTANAS tingkat sekolah dasar di SD Inpres 115485 Aek Korsik.
Tahun ini adalah tahun pertama dilaksanakan ujian kelulusan murid SD dengan EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) untuk lima mata pelajaran yang hasilnya dituangkan dalam DAFTAR NILAI EBTANAS MURNI (DANEM).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika seleksi masuk SMP Negeri adalah dengan tes atau ujian masuk pada sekolah yang dituju. Pada tahun ini, DANEM ini dijadikan alat seleksi penerimaan murid baru SMP dengan perankingan NEM murid baru yang mendaftar.

Kelima mata pelajaran dalam DANEM adalah : PMP (Pendidikan Moral Pancasila); Bahasa Indonesia; Matematika; IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Mata pelajaran lainnya yaitu : Agama; Kesenian; Olah Raga dan Kesehatan serta Ketrampilan diujikan dengan mekanisme EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir). Soal-soal EBTA disusun sendiri oleh sekolah, sedangkan soal-soal EBTANAS disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta.

Sekolah yang menjadi prioritas utama untuk melanjutkan sekolah setelah tamat SD adalah SMP Negeri Marbau (sekarang : SMP Negeri 1 Marbau). Selain karena sekolah ini sudah ada sejak puluhan tahun sebelumnya, SMP ini dikenal sebagai sekolah yang memiliki guru-guru yang berpengalaman dan menerapkan disiplin belajar yang cukup baik.

Selain SMP Negeri, di Marbau terdapat juga Madrasah Tsanawiyah (dan Madrasah ‘Aliyah untuk lanjutannya) yang dimiliki oleh organisasi keagamaan kebanggaan Sumatera Utara yaitu Al-Jam’iyyatu Al-Washliyah atau biasa disebut Al-Washliyah.

Desa Marbau yang merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Marbau berjarak lebih kurang sebelas kilometer dari desa Aek Korsik. Setiap pagi puluhan anak-anak Aek Korsik murid SMP Marbau dan Tsanawiyah/’Aliyah Al-Washliyah pergi sekolah ke Marbau dengan bersepeda bersama-sama. Mungkin anak-anak jaman sekarang terpelongo mendengarnya. Akan tetapi pada masa itu, bersepeda sejauh itu adalah hal yang biasa-biasa saja, lumrah dan alami. Apalagi angkutan umum dari Aek Korsik ke ibukota kabupaten Rantauprapat, tidak melintasi Marbau, tetapi melintasi desa Karang Anyar-Sidomulyo-Panigoran-Pulo Jantan, lalu masuk ke Jalan Lintas Timur Sumatera di Simpang Panigoran desa Aek Kota Batu (sekarang : Kelurahan Aek Kota Batu).

SMP Negeri lainnya yang berjarak hampir sama adalah SMP Negeri Aek Kota Batu. Namun, SMP ini tidak terlalu dikenal di Aek Korsik karena baru dibuka sejak tahun 1983 (Tahun Ajaran 1983/1984). Hal ini disebabkan warga Aek Korsik sudah sejak lama melanjutkan sekolah ke SMP Marbau, yaitu kira-kira sejak pertengahan dekade 1960-an..! Salah satu anak Aek Korsik yang menjadi murid SMP Negeri Aek Kota Batu adalah Bapak M. Arif Yusry Matondang, beliau masuk di SMP Aek Kota Batu pada tahun 1983 sekaligus menjadi murid angkatan pertama di sekolah tersebut.

Untuk anak-anak yang tidak ingin menempuh jarak yang demikian jauh, anak Aek Korsik juga banyak yang bersekolah di SMP Swasta Sidomulyo. Jaraknya kira-kira 3,5 kilometer dari kampung Aek Korsik.

Scroll to Top